Catatan Sebuah Telur di Minggu Pertama Kelas BunCek Batch 2



Assalamu'alaykum,

Excited sekaliiii rasanya, karena kelas Telur di Buncek sudah dimulai. Mulai deh saya di tahapan pertama untuk menjadi kupu-kupu cantique; menjadi telur.

Sebenarnya tahun lalu saya sudah pernah ikut Buncek batch 1, dan kuadran pun tidak jauh berbeda dengan yang sekarang. Hanya saja ada beberapa perubahan, yang dulunya belum bisa, sekarang sudah lebih bisa meskipun belum bisa disebut "mahir". Oke deh, mba jago.. Hihihi.. Eh tapi, sebutan "mba jago" mah konotasinya jelek yaa, semacam orang yang pintar tapi sikapnya menggurui dan menyebalkan. Mudah-mudahan saya dan semua peserta kelas Telur di Buncek terhindar dari menjadi mba jago ya. Aamiin..

Without further a do, ini dia kuadran saya:


Dulu saya pernah menulis beberapa kegiatan di kuadran suka dan bisa, tapi setelah keluar dari kelas Buncek batch 1, saya "semedi" lagi dan mencoba untuk benar-benar jujur pada diri sendiri. Dan hasilnya, saya menemukan bahwa ternyata untuk beberapa kegiatan tersebut, sebenarnya saya baru sampai di kuadran suka, tapi belum bisa. Contohnya: fotografi, saya memang suka dan banyak yang bilang hasil fotonya bagus. Tapi kalau saya kenali diri lebih dalam, sebenarnya itu karena I have pretty good eyes for photography, memang punya potensi di situ, tapi belum benar-benar menguasai. Jadi, menurut saya, saya belum pantas dikatakan bisa.
Oh ya, setelah keluar dari Buncek, ada juga beberapa kegiatan yang tadinya belum bisa menjadi bisa, meski belum mahir. Menurut saya, membuat kuadran ini sangat diperlukan secara berulang. Waktunya bisa lima tahun sekali, atau dua tahun sekali. Karena seiring berjalannya waktu, bisa saja kegiatan yang kita sukai dan bisa itu bertambah. Untuk saya pribadi, sepertinya saya akan ulangi lagi membuat kuadran ini tiap tiga tahun sekali, tidak terlalu lama, dan tidak terlalu cepat juga sehingga bisa tetap fokus mengembangkan sayap di satu bidang yang benar-benar akan saya pilih nantinya sebagai jalan hidup.

Kalau melihat kuadran Suka dan Bisa, aslinya saya agak bingung mau fokus ke lima hal yang mana. Pilihan lima kekuatan ini sudah saya buat sejak hari Rabu, tapi saya endapkan dulu agar hati benar-benar mantap bahwa lima hal ini adalah fokus kekuatan saya sebenar-benarnya. Setelah melalui perombakan pilihan, akhirnya mantap juga memilih lima hal yang membuat saya semangat dan mata berbinar-binar ketika melakukannya:

1. Menggambar. Ayah saya seorang konsultan konstruksi bangunan, meski bukan tipe gambar yang lucu-lucu atau unyu-unyu, tapi sepertinya bakat menggambarnya menurun ke saya. Dari kecil saya suka menggambar. Bahkan, waktu masih SD dan sedang kursus bahasa Inggris, saya malah belajar menggambar manga pada teman kursus saya yg meski masih SD tapi gambar manga-nya luwes banget seperti komikus profesional. Kegiatan menggambar saya sempat terhenti karena tidak didukung oleh orangtua, akhirnya skillnya masih di situ-situ saja. Sekitar tahun 2017-2018 saya mencoba menggambar lagi, tapi menyerah lagi karena tidak sabar melihat skill yang belum berkembang. Di kelas Buncek ini saya mau mencoba mendalaminya lagi, dan kali ini harus bisa lebih sabar lagi sampai bisa.

2. Baking. Dari kecil sebenarnya saya suka nyoba-nyoba membuat kue, tapi banyak kendala seperti tidak ada dana untuk beli bahan-bahan dan peralatan, butuh ikut kursus tapi dananya kurang, ditambah lagi mood baking yang makin melorot dan gampang menyerah, terutama kalau keluarga tidak ada yang mau mencoba hasil buatan saya. Saya baru belajar baking sewaktu sudah menikah, kebetulan suami bisa baking dan pernah punya usaha kue online di Bali. Menurut beliau, saya punya potensi di baking, karena hasil baking saya enak-enak untuk ukuran beginner. Baiquelah, saya mau seriusi kegiatan baking.

3. Bullet journal. Dulu saya suka menulis diary, tapi sifatnya private sekali dan dulu ibu suka iseng membaca diary saya. Akhirnya sekarang saya beralih membuat bullet journal, karena isinya bisa kita atur sendiri dan lebih bermanfaat ketimbang curhat di diary. Di dalam bullet journal ini, ada to-do list bulanan yang bisa dipecah jadi mingguan atau harian, ada habits tracker, mood tracker, ibadah tracker, sleep tracker, menyisipkan diary singkat juga bisa. Dengan membuat bullet journal ini, kita bisa mengevaluasi diri, juga melatih kreativitas agar bullet journal terlihat keren dan tidak membosankan seperti buku agenda yang dijual di toko buku.

4. Menulis. Sejak kecil, saya juga suka menulis cerpen, tapi semua cerpen tersebut hilang begitu saja karena tidak didokumentasikan dengan baik. Disimpan di disket, sekarang sudah tidak bisa diakses lagi isinya. Ditulis di buku, bukunya juga hilang sewaktu pindahan rumah. Nasib skill menulis saya juga sama dengan skill menggambar, masih begitu-begitu saja. Kegiatan menulis ini tidak dilanjutkan sejak kuliah hingga sekarang, karena juga tidak didukung oleh ortu. Sekarang saya sudah tidak under pengawasan mereka lagi, jadi saya berhak melanjutkan minat saya. Bismillah, semoga di kelas Buncek ini, skill menulis saya bisa lebih baik lagi. Aamiin.

5. Bahasa Inggris. Saya mulai kursus bahasa Inggris sejak kelas 3 SD. Apakah saya langsung bisa? Tentu tidak. Sebenarnya karena dipaksa. Karena belum minat sama bahasa Inggris, sering sekali saya fail dalam ujian kenaikan level, dan harus mengulang kelas. Kelas 3 SD masih terlalu kecil rasanya untuk bisa serius mengejar ilmu, di pikiran saya waktu itu masih main, main, dan main. Ingat kan tadi saya cerita bahwa saya ikut kursus bahasa Inggris tapi malah belajar menggambar? Nah ini dia yang bikin saya gak lulus-lulus. Gambar teroooosss, kata ibu saya. Sampai suatu saat saya merasa, kok sore-sore saya harus berhadapan terus dengan kursus bahasa Inggris ini, ga kelar-kelar. Saya ingin cepat bisa, supaya cepat lulus, dan setelah lulus bisa main sore lagi. Akhirnya kelas 6 SD saya sudah menyelesaikan semua level di lembaga kursus tersebut, tapi ternyata ibu saya mendaftarkan saya lagi untuk kursus bahasa Inggris di tempat lain yang banyak sekali cabangnya di mana-mana. Mungkin beliau tidak percaya kok saya bisa lulus ya. Hahaha.. Saya ikuti saja kursus lagi, tapi saat itu bukan karena suka, tapi lebih ke "pengen cepet-cepet ngerti biar udahan dong kursusnya.." Lama-lama, saya mulai enjoy belajarnya, dan kelas 2 SMA saya sudah lulus kelas Advance di tempat kursus itu. Dan masih suka nulis status dalam bahasa Inggris sampai sekarang. Hanya saja, kemampuan speaking-nya masih kurang, karena selama belajar, lebih fokus pada grammar dan written test. Mungkin di kelas Buncek ini, saya semangat lagi untuk improve conversation skill in english.

Hmmm. Panjang juga yah nulisnya. Curhat, buuuk?? Hahaha. Iya nih udah lama banget gak nulis-nulis panjang begono.

Bismillah. Semoga si Telur satu ini siap menetas menjadi si Ulat yang sehat, siap melahap ilmu-ilmu, pintar, kuat, dan cekatan. Aaamiiin..

#institutibuprofesional

#hutankupucekatan

#telurhijau

#lacakkekuatanmu

Comments

Popular Posts