Aliran Rasa Kelas Telur-Telur Bunda Cekatan (Rifa)
Assalamu'alaykum,
Alhamdulillah.. Pecah teloooor! Hihihi.
Maksudnya, lulus dari kelas
telur-telur. Telurnya sudah menetas dan sekarang masuk ke kelas ulat-ulat bersama para bunda
pembelajar lainnya.
Di video dari Ibu Septi, disebut-sebut
tentang “seleksi alam.” Jujur, kalau saya tidak ikut kelas-kelas
Ibu Profesional, mungkin perjalanan saya untuk menemukan kembali diri
saya itu tidak jelas arahnya. Mungkin saya akan hilang arah dan
gampang menyerah jika ada kesulitan-kesulitan karena berjuang
sendirian tanpa ada yang membimbing.
Namun dengan adanya IP, ada Ibu Septi,
Pak Dodik, dan bunda-bunda hebat lainnya yang di dalamnya kita
sama-sama belajar, saling dukung, saling menyemangati, sehingga saya
tidak merasa sendirian. Saya hanya perlu meluangkan kurleb satu jam
saja, 2x dalam satu minggu, untuk mendengarkan materi. Lalu,
setelahnya saya merenungi nasib, eh bukan, merenung ke dalam diri. Lalu tulis di kertas mengenai kisi-kisi dari apa yang ingin
diceritakan di jurnal.
Memang perlu kebersediaan meluangkan waktu untuk hal ini, untuk menunjukkan keseriusan dalam hal mengubah diri menjadi lebih baik lagi dari diri sebelumnya.
Tapi saya kalau mengumpulkan tugas itu
memang suka last-minute karena membuat sendiri gambar daun-daunnya
agak ribet euy, buka-buka photoshop dulu. Hahaha.. Ngeribetin diri
sendiri sih jatuhnya, tapi memang saya seneng ngegambar sih. Jadi,
sewaktu gambar, sekalian merasakan therapeutic juga.
Dengan mengerjakan jurnal-jurnal di kelas telur, yang
paling saya suka adalah saya jadi lebih mendengarkan diri sendiri,
seolah ia adalah teman yang sedang curhat dan minta dimengerti “aku
sebenarnya gini lho..”
Be a good listener to yourself.
Saya dengarkan apa yang dia sukai, yang
dia bisa lakukan dengan bagus, apa yang dibutuhkannya, siapa
sebenarnya dia, terlepas dari apapun label kata-kata buruk yang
pernah melekat padanya, yang disematkan oleh orang-orang yang tidak
mengenalnya dengan baik. Saya mendengarkan diri saya lebih dalam
lagi. Ternyata ada banyak hal-hal baik dan positif dalam diri yang
sebenarnya perlu dikembangkan, namun terkubur karena terlalu banyak
mendengarkan orang lain tentang harapan mereka terhadapnya.
Kasian sama diri sendiri ah kalo begitu terus.. Tell me, princess, now when did you last let your heart decide?
Yuk, udah saatnya bersahabat dengan diri sendiri,
berdamai dengan diri sendiri. Dengan adanya IP, insyaAllah saya bisa
belajar dari nol lagi untuk menjadi diri terbaik saya yang
seharusnya. Be the authentic me, be the original me. Aamiin.
Comments
Post a Comment